01 Oktober 2009

PERSIJA MULTIKULTURAL

Jakarta. Terlalu banyak definisi mengenai nama besar Ibukota tersebut. Mulai dari barometer perkembangan Indonesia, daerah dengan populasi kriminal terbesar di Indonesia, hingga Kota dengan Segudang Kepalsuan. Mungkin sekelumit sisi negatif tersebut selalu ada dalam benak masyarakatnya. Akan tetapi, tak dapat dipunggkiri hingga saat inipun Jakarta masih juga mempunyai kekuatan magis, yang mampu membuai orang untuk datang menemuinya.

Lalu kembali kita bertanya kepada diri kita sendiri, untuk siapakah Jakarta ada? Dan siapakah yang pantas dinamakan “Orang Jakarta”? Kita tak perlu mendeskripsikan ini terlalu jauh, karena sebagian orang yang telah menetap di Jakarta (baik itu yang lahir disini, atau pendatang) adalah menganggap “Ini Jakarta Gue..!!”

Bicara mengenai Jakarta, pasti tak akan terlepas dengan Persija dan Supporter Militannya (Jak Mania). Dari sini semua sekat–sekat budaya itu terbongkar. Sekat-sekat yang telah menjadi jurang pemisah antara Sang Beruntung dan Si Lemah. Tak peduli darimana kau lahir dan dibesarkan. Tak peduli dari kasta mana strata sosialmu. Atau apa latar belakang pendidikan formalmu. Selama itu kau mencitai Persija, berarti kita saudara!

Perkembangan Persija untuk mendapatkan simpati bukan hanya berasal dari Jakarta saja. Mulai dari kota besar di Indonesia hingga kota kecil yang tersebar di beberapa kabupaten. Dan bahkan banyak dari simpatisan yang berada jauh di seberang benua.
Ironisnya, jika kita melihat seseorang yang lahir, tumbuh, dan berkembang di Indonesia justru rela membela tim kesebelasan asing. Tanpa mengetahui di mana dia berpijak.

Musim ISL 2009/2010 akan segera hadir menghapiri para penantinya. Dan tentu saja, sebagai supporterpun kita berharap Persija mampu bersaing dan menjadi pemenang di Super Liga tersebut. Ajak sebanyak–banyaknya orang yang kau kenal untuk mendukung Persija. Dan jadilah contoh untuk kawan disebelahmu. Karena kuantitas yang sudah terbangun ini, juga mempunyai kedewasaan dalam kualitasnya.

Tinggalkan Ras, tinggalkan Suku.
Satu tekad dukung PERSIJA.
Dibawah bendera Jakmania.
Majulah PERSIJA pantang mundur...(Tinggalkan Ras dan Suku - lyric)

Dari orang yang tak akan pernah melupakan kalian...Atsalist

Catatan dikutip dari : www.jakmania.org

EKSPRESI DAN KREATIFITAS BUAT PERSIJA !!!

Di dalam kompetisi sepak bola banyak sekali komponen dan elemen yang bisa membuat sebuah tim kesebelasan menjadi juara dan berprestasi baik dan bahkan sebaliknya. Sebut saja salah satu elemennya adalah supporter. Sudah kita ketahui bersama Supporter adalah pemain ke-12 yang bisa membentuk dan membuat suasana beragam kadang menarik, menyenangkan bahkan mengagumkan dan yang paling buruk adalah meresahkan bagi masyarakat umum.

Dinamika dukungan kelompok Supporter memang sangat kompleks dan beragam dalam membentuk serta memberikan sebuah dukungan terhadap tim kesayangan yang didukungnya. Demikian juga dengan PERSIJA JAKARTA. Persija adalah tim besar yang dibanggakan di Indonesia yang memiliki supporter fanatik di seluruh Indonesia yang terkenal dengan THE JAKMANIA. Siapa yang tidak kenal dengan The Jakmania, semua masyarakat Indonesia bahkan internasional tahu dan mengenal Supporter Tim Ibukota Jakarta yang membanggakan ini. Dengan modal popularitas inilah banyak Jakmania berfikir positif, inovatif dan kreatif untuk memberikan dukungan buat PERSIJA JAKARTA.

The Jakmania dengan loyalitas dan eksistensinya yang ada dengan sendirinya banyak terbentuk komunitas-komunitas supporter yang tujuan utamanya adalah memberikan dukungan buat tim macan kemayoran yang sama-sama dicintai ini. Keberadaan komunitas sekarang ini adalah bentuk ekspresi kecintaan dan kebanggannya terhadap Persija Jakarta. Dari banyak berbagai macam bentuk komunitas yang ada sebut saja salah satunya adalah komunitas Jakmania Online yang memberikan dukungan buat persija bukan hanya hadir di setiap pertandingan tetapi berekspresi melalui media online seperti website www.jakmania.org. Di media inilah komunikasi antar jakmania terjalin dari Aceh sampai Papua bahkan luar negeri seperti Singapore, Malaysia, Arab Saudi dan sebagainya. Media online ini sangat bermanfaat sekali buat Jakmania dan pencinta Persija yang lainnya karena informasi serta berita yang aktual Persija ada di media ini.

Jakmania Online dapat merangkul pecinta Persija yang waktunya terbatas yang ada di Jakarta, luar kota dan lebih membanggakan lagi dari luar negeri, mereka memberikan dukungan melalui media online sebut saja salah satunya Buku Tamu www.Jakmania.org sarana mereka berekspresi, berkreasi dalam memberikan steatmen dukungannya dan ingat mereka ada karena Persija. Dan banyak lagi komunitas yang membuat kita merasa bangga dengan ekspresi kecintaanya terhadap Tim Kebanggan PERSIJA JAKARTA.

Semakin banyak Jakmania membentuk komunitas dan membuat kreatifitas yang positif buat dukung Persija, semakin besar kebanggaan dan kecintaan kita terhadap tim ini. Berikan yang terbaik buat PERSIJA dengan kemampuan yang kita miliki tanpa mengharapkan materi yang kita akan dapat tapi mari kita berlomba berkreatifitas untuk mendukung prestasi terbaik untuk Persija Jakarta. Karena dengan kreatifitas kita bisa membuat seluruh masyarakat mencintai Persija dan Jakmania hilangkan pikiran dan perasaan negatif terhadap sesama Jakmania. Mari dukung persija dengan hati.

Dengan keberadaan Jakmania yang solid diiringi dengan karya dan kreatifitas yang beragam positif, mudah-mudahan akan terbangun sebuah sinergi yang positif juga sehingga menjadikan nilai yang paling mahal buat para elemen tim persija Jakarta terutama para pemain, karena pemain akan merasa dihargai, dicintai bahkan diidolai. Dengan kondisi dan perasaan seperti ini akan membuat semuanya bangga diri dan termotifasi akan memberikan yang terbaik buat tim Persija Jakarta.

Jakmania ada karena Persija Jakarta…
Adanya Komunitas yang beragam adalah bentuk ekspresi dalam mendukung persija Jakarta
We love Persija, Dukung Persija Jakarta. Pantang menyerah tak kenal lelah

Salam the Jak
Persija Di hati..

Catatan dikutip dari : www.jakmania.org

24 Juli 2009

SUPERSIJA (Bersatulah)

Pertemuan antara Bapak Muhayat selaku orang yg dipercaya Bang Foke tuk mengurus Tim Persija dengan PT Persija dan Pengelola Persija Bapak Harianto Bajoeri yang sedianya diadakan hari Selasa kemarin diundur jadi Kamis besok. Ketika Kamis gw hadir, ternyata diundur lagi menjadi Jum’at siang ini. Lagi-lagi semua insan Persija harus menunggu dengan sabar. Suporter, Pemain, Pengurus, Karyawan .. semua harus menanti lagi keputusan siapa yang akan mengelola Persija di musim depan.

Dari semua masalah yang sudah gw ceritain di tulisan sebelumnya, sebetulnya solusinya mudah. Pertama harus ditanyakan ke diri mereka masing2 apakah mereka mencintai Persija dengan segenap hati? Apakah mereka mengutamakan yang terbaik untuk Persija? Kalo semua pihak berangkat dari kecintaan pada klub yg sama, maka bersama-sama pula bisa mencari solusi terbaik buat Persija.

Menurut gw sepakbola di Indonesia saat ini belum bisa menjadi sebuah industri. Mana ada klub yang mengaku untung. Semua berpangkal pada PSSI/BLI sendiri yang tidak mampu menggelar sebuah kompetisi yang bersih dan teratur. Membuat peraturan itu memang mudah, tapi menegakkan aturan itu yang sulit. Dituntut KOMITMEN dari masing2 pelaku sepakbola. Mulai dari sarana, jadwal, wasit, agen pemain, komdis, komding dan juga para petingginya sendiri. Gw sengaja tidak bicara suporter, karena menurut gw suporter hanya penonton. Penonton tentunya akan bersikap baik bila apa yang disajikan di lapangan berjalan dengan normal. Selama ini sebetulnya penontonlah yang menjadi korban aksi penipuan para pelaku sepakbola Indonesia.

Setiap pihak yang ingin mensponsori klub sepakbola tentunya ingin produknya lebih dikenal orang yang ujung2nya produk mereka akan laku, atau paling tidak akan menaikkan gengsi/pamor merek dagang mereka. Tapi melihat kondisi sepakbola nasional yg semrawut, mereka malah khawatir imej merek dagang mereka justru turun. Lihat bagaimana Jarum dan Dji Sam Soe berpikir ulang untuk mensponsori Liga Indonesia. Nah, jadi bila ada sponsor lain yang tetap ingin terlibat, tentunya ada sasaran lain yang ingin dicapai.

PT Persija sudah menyatakan ada investor yang akan mendanai Persija hingga 30 milyar! Jumlah yang wah untuk ukuran sepakbola Indonesia. Tapi ketika diminta kepastiannya, mereka mengatakan kalau mereka berharap bisa mempertemukan lebih dahulu antara Sang Investor dengan Gubernur. Menurut mereka hal ini sudah sempat dilakukan melalui perantara Ketua DPRD DKI Bapak Ade Supriatna. Melihat hal ini gw pikir investor tersebut sepertinya menginginkan suatu bantuan dari pihak Pemda DKI. Bisa aja itu sebuah kemudahan2 agar bisnisnya bisa lebih lancar. Ini berarti tetap saja ketergantungan terhadap Pemda tidak bisa dihilangkan meski bentuknya berbeda. Tapi apapun bentuknya, kita semua tetep pantas untuk mengacungi jempol pada PT Persija.

Yang harus kita ingat, segala perubahan itu tidak bisa dilakukan dengan mendadak. Kita harus punya pondasi yang kuat dulu. Kita juga harus berpikir jauh ke depan. Apakah investor itu akan terus mendanai Persija hingga musim-musim sesudahnya? Bagaimana dengan Pemda yang sudah sekian lama membesarkan Persija hingga Persija menjelma menjadi klub yang didukung oleh banyak suporter?

Sejak tahun 2004, Persija mulai menggunakan dana APBD. Ini dimulai di jaman Bapak Manila menjadi Manajer. Sebelumnya, termasuk ketika kita menjadi juara, Persija tidak menggunakan dana APBD. Tapi Manajer di masa itu selalu diduduki oleh orang-orang yang punya kedekatan dengan Pemda atau malah dari pihak Pemda DKI sendiri, seperti Mba Diza Rasyid Ali, Bapak Aang Hamid Suganda, dan Manajer saat Persija juara Bapak Ahmadin Ahmad yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Kota. Selain mereka memang Persija sempat dipegang oleh golongan profesional seperti Irawan Ajidarmo (klub Perbanas Jakarta) dan Roni Pangemanan (wartawan). Tapi justru ketika dipegang oleh kedua orang itu, Persija mengalami kemunduran.

Oleh karena itulah menurut gw, selama kita masih mempunyai ketergantungan dengan pihak Pemda DKI, apapun bentuknya, wajar kalau pengelolaan tim dipegang oleh orang-orang Pemda atau yang punya kedekatan dengan Pemda. Paling tidak kita akan mendapatkan bantuan dari penggunaan fasilitas seperti Stadion Lebak Bulus untuk latihan, Graha Wisata Ragunan untuk Mes Persija, sarana transportasi darat, Fitness dan Sauna untuk perawatan kondisi pemain. Sekali lagi ini menurut pendapat gw dalam kondisi sepakbola Indonesia belum menjadi sebuah industri.

Tapi disisi lain, Pemda juga harus memikirkan pembinaan sepakbola Jakarta. Mulai dari pengadaan sarana lapangan bola yang masih sangat minim, hingga kompetisi amatir yang sangat kurang, tidak kompetitif, dan jauh dari kata semarak. Bila kita punya kompetisi lokal yang tertata dengan baik, tentunya kita juga bisa menghasilkan pemain-pemain berkualitas hasil binaan sendiri. Ini juga bisa mengurangi beban pendanaan untuk Tim Persija Liga Super, karena selain kita bisa menggunakan pemain Jakarta dengan harga yang lebih ekonomis, beberapa pemain lain tentunya juga bisa dijual ke klub lain dan hasil penjualannya tentunya untuk klub-klub amatir yang bersangkutan. Nah kalau begini seluruh klub amatir di Jakarta tentu akan lebih bersemangat untuk membina dan mencetak pemain-pemain baru, karena selain kompetisi yang meriah, dana juga bisa didapat dari hasil penjualan pemain.

Untuk itu kerjasama Pemda, Dinas Olahraga, KONI, PT Persija, Pengda PSSI, hingga Pengcab harus solid dan sejalan. Semua berangkat dari kecintaan kepada klub PERSIJA. Semakin bergairah sepakbola Jakarta, semakin tinggi minat warga Jakarta tuk datang menyaksikan Persija bertanding. Semakin banyak yang nonton berarti semakin besar pemasukan PT Persija dari tiket pertandingan. Semakin banyak yang nonton semakin banyak pula sponsor yang datang untuk membantu pembiayaan pertandingan. Semakin tinggi dana yang masuk, ujung-ujungnya Persija bisa mandiri dan tidak lagi menggunakan dana hibah dari APBD untuk mengikuti Liga Super Indonesia.

Ah apakah mimpi gw dan gw yakin ini juga menjadi mimpi seluruh orang oren, bisa menjadi kenyataan? Bisa! Asal semua pihak berangkat dari kecintaan terhadap klub kesayangan PERSIJA. Semua pihak harus mempunyai komitmen yang sama …… DEMI PERSIJA APAPUN KULAKUKAN.

Catatan dikutip dari : T.Ferry Indrasjarief (Bung Ferry)

23 Juli 2009

SUPERSIJA (konflik, lamban, tidak mandiri)

Badan Liga Indonesia mencoba berbenah diri. Penataan kompetisi yang selama ini menjadi langganan kritik dari masyarakat dikemas sedemikian rupa dengan harapan dapat tercipta sebuah kompetisi yang bisa memberikan sesuatu yang positif bagi perkembangan sepakbola nasional. Liga Super Indonesia. Sesuai label super yang ditambahkan di tengahnya, maka kompetisi kali ini diawali dengan persyaratan ketat bagi seluruh tim yang berhak dan akan mengikutinya. Salah satu persyaratan itu adalah seluruh tim yang mengikuti kompetisi tertinggi di tanah air ini haruslah sebuah klub utuh yang mempunyai badan usaha sendiri berbentuk PT. Persija dulunya adalah sebuah tim perserikatan, gabungan dari beberapa klub amatir. Otomatis para pemainnya juga diambil dari klub-klub tersebut. Kalo ga salah ada 18 klub amatir Persija yg berkompetisi di Divisi Utama Persija. Ke 18 klub itu juga membentuk sebuah kepengurusan tersendiri yang dikepalai oleh seorang Ketua Umum. Ketua Umum Persija teakhir adalah Bapak Toni Tobias dari klub PSAL Jakarta Putra. Ke 18 klub tersebut rutin melakukan kompetisi di antara mereka. Dulu kompetisi mereka dijalankan di Stadion Menteng, namun pasca penggusuran stadion bersejarah tersebut, kompetisi terpaksa dijalankan di Lapangan Banteng. Di jaman perserikatan, materi pemain Persija diambil dari ke 18 klub amatir tersebut dipantau dari kompetisi intern mereka. Sejalan dengan aturan baru dari BLI, maka Persija berubah menjadi nama sebuah klub profesional yang utuh dan mandiri dengan dikelola oleh suatu badan usaha yang bernama PT Persija. Jadi Persija bukan lagi sebuah Persatuan Sepakbola Jakarta tapi menjadi nama sebuah klub. Untuk menghormati ke 18 klub amatir yang menjadi pendiri Persija, mereka semua dimasukkan sebagai pemegang saham di PT Persija. Ini berarti setiap keuntungan PT Persija akan dibagi dengan mereka sesuai dengan jumlah yang sudah disepakati bersama. Kepengurusan di PT Persija juga terdiri dari orang2 yang sebelumnya menjadi pengurus di salah satu dari ke 18 klub amatir tersebut. Dengan berdirinya PT, sebetulnya dapat dikatakan kepengurusan Persija model perserikatan dulu, secara otomatis sudah tidak berlaku lagi. Jadi Bapak Toni Tobias menjadi figur terakhir yang menjabat sebagai Ketua Umum Persija, karena setelah adanya Liga Super Indonesia otomatis jabatan ini juga sudah tidak ada. Selain Liga Super Indonesia, BLI juga mengatur kompetisi untuk level Divisi Utama. Kedua level kompetisi ini menjadi strata tertinggi di Indonesia dan dilabeli profesional. Jadi semua klub yang berada di 2 divisi ini harus mengontrak pemain secara profesional dengan sistem kontraknya juga sudah diatur oleh BLI. Untuk level kompetisi dibawahnya seperti Divisi 1, Divisi 2 dst, itu diatur oleh sebuah badan yang bernama Badan Liga Amatir disingkat BLA. Nah, BLA ini selain mengatur kompetisi amatir skala nasional, mereka juga membawahi segala jenis kompetisi yang berskala regional. Oleh karena itu dalam struktur BLA, dibawahnya ada yang namanya Pengda PSSI (setingkat Provinsi) dan Pengcab (setingkat kabupaten/ kotamadya). Di Jakarta, Pengda PSSI DKI membawahi 5 Pengcab dari masing-masing kotamadya di Jakarta. Dalam Pengcab Jakarta Pusat, di dalamnya terdapat ke 18 klub amatir Persija dan mereka rutin berkompetisi di Lapangan Banteng. Saat ini Pengda PSSI DKI dipegang oleh Bapak Ferry Paulus pemilik klub Villa 2000, sedangkan Pengcab Jakarta Pusat dipegang oleh Bapak Muhayat yang kesehariannya menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta. Karena kesibukannya, Bapak Muhayat menunjuk Bapak Toni Tobias sebagai Ketua Harian Pengcab Jakarta Pusat. Persija, seperti juga kebanyakan tim di Liga Super Indonesia, menjalani kompetisi dengan bantuan dana dari Pemda DKI Jaya. Boleh dibilang seluruh pembiayaan Tim Persija Liga Super didanai oleh dana hibah dari APBD. Karena menggunakan dana hibah dari APBD, Pemda DKI Jakarta menunjuk Kepala Dinas Tramtib DKI Bapak Harianto Bajoeri sebagai Ketua Pengelola. Beliau mendapat mandat langsung dari Gubernur DKI Bapak Fauzi Bowo. Bapak Harianto kemudian menunjuk seluruh staff dan karyawan Persija untuk mengelola tim ini. Sedikitnya ada 15 staff dan karyawan Persija di musim kompetisi 2008-2009. PT Persija di musim kemarin berperan sebagai pengelola seluruh pertandingan Persija baik di Jakarta maupun saat terusir ke Malang. Seluruh pengeluaran dan pemasukan dari pertandingan Persija, menjadi tanggung jawab PT Persija. Musim kemarin PT Persija selain mendanai pertandingan, juga mendanai tim muda Persija U-21. PT Persija sendiri juga mempunyai beberapa karyawan untuk melaksanakan seluruh aktivitasnya. Dari sinilah kemudian terkesan ada dualisme dalam tubuh Persija. Di satu sisi PT Persija sebagai pemegang lisensi Persija, namun disisi lain Pemda DKI sebagai penyandang dana Tim Persija jadi wajar kalo manajemen tim juga dipegang oleh orang Pemda. Polemik semakin berkembang tatkala PT Persija mengklaim telah mendapatkan investor baru yang berani menanam sahamnya sebesar 30 milyar rupiah. Sebuah jumlah yang luar biasa apalagi di jaman krisis ekonomi saat ini dan kondisi persepakbolaan di Indonesia yang belum bisa menjadi sebuah industri. Namun ketika dikonfirmasi kepastiannya, PT Persija melalui Bapak Soni Sumarsono dan Bambang Cipto tidak atau belum bisa menjamin 100% kalau sang investor sudah pasti ada. Sayangnya, meski tidak secara tegas, mereka tidak mendukung pengelolaan Tim Persija musim depan dipegang oleh pihak Pemda DKI. Bahkan diam-diam mereka telah menyusun sebuah rancangan Tim Persija antara lain dengan menunjuk seorang pelatih dari Portugal. Beberapa pemain lokal juga pernah dihubungi untuk persiapan ke depan. Padahal Pemda DKI telah mensahkan penggunaan dana hibah dari APBD untuk membiayai Tim Persija musim depan. Bapak Harianto sebagai Pengelola juga telah melakukan negosiasi terhadap Greg Nwokolo dan akhirnya tercapai kesepakatan bahwa pemain yang satu ini tetap memperkuat Persija di musim depan. Dalam kondisi seperti inilah kemudian gw mencoba memberanikan diri untuk bicara langsung dengan Bapak Muhayat. Gw menemui beliau di Lapangan Banteng Jumat kemarin saat peresmian Pameran Flora & Fauna. Dalam waktu yang singkat, gw coba menjelaskan masalah Tim Persija. Gw juga menceritakan bagaimana semua pemain bergantian menelpon gw tuk menanyakan kepastian nasib mereka apakah masih dipertahankan atau tidak. Dengan kondisi ini, gw berharap beliau cepat memutuskan dan membuat sebuah kebijakan tentang siapakah yang akan mengelola Persija di musim depan. Alhamdulilah beliau juga tanggap dan mengerti kondisi yang ada, dan memutuskan akan mengundang Bapak Harianto Bajoeri dan PT Persija Selasa depan di kantornya untuk memastikan kepengelolaan Persija di musim depan. Nah, sekarang gw berharap setiap yang baca tulisan ini bisa mengerti dan tidak terus-terusan bertanya ke gw mengenai perkembangan Persija. Jujur, setiap gw buka facebook, bosan rasanya mendapat pertanyaan yang sama… siapa pemain persija yang bertahan?, siapa pelatihnya?, bung masih jadi asmen ga?, siapa pemain yang baru? Fyuuh … cape deh. Apalagi masih ditambah dengan HP tiap hari bunyi dan muncul pertanyaan dari pemain… Bung saya masih di Persija ga? Bung kapan kita dikumpulin? Bung kapan ketemuan dengan manajemen? Bung bagaimana nasib kita musim depan? Kepanikan suporter menjadi-jadi setelah membaca berita di media kalau BP mau ke Selangor, Ismed ditawar Sriwijaya, Abanda dilirik Persib, Greg 90% ke Sriwijaya, Ponaryo ke Sriwijaya, Ilham ke Makasar dan masih banyak lagi. Gw cuma heran… kenapa panik sih? Wajar kalo banyak klub yang incar mereka. Dan ga masalah kalo mereka teken kontrak dengan klub lain. Ini profesional bung, jadi hak mereka, daripada nunggu Persija ga jelas sementara klub lain sudah memberikan tawaran menggiurkan. Gw sih tetep optimis. Karena Persija jauh lebih besar dari nama-nama tersebut di atas. Dan Persija masih punya satu lagi kekuatan super dahsyat yang tak akan pindah ke manapun ….. THE JAKMANIA.

Catatan dikutip dari : T.Ferry Indrasjarief (Bung Ferry)

SUPERSIJA (Wacana Merger)

Jakarta geger. Propinsi dengan APBD terbesar di Indonesia ternyata tidak bisa menjadi lahan subur bagi klub-klub yang berkompetisi di Liga Super Indonesia. Persija dan Persitara tiba-tiba diberitakan akan merger menjadi satu klub saja yang membawa nama Jakarta. Gw sendiri ga tau wacana itu timbul darimana. Yang gw tau pasti, Pemda DKI masih mengesahkan penggunaan dana hibah dari APBD untuk kedua tim ibukota di tahun anggaran 2009.

Wacana mulai timbul ketika Persitara menghadapi kendala untuk mengikuti Liga Super musim depan. Seperti kita ketahui, Walikota Jakarta Utara yang baru terpilih menolak untuk menjabat sebagai Ketua Umum Persitara. Sementara pejabat lama Bapak Efendi Anas yang juga mantan Walikota Jakarta Utara merasa sudah tidak sanggup lagi membantu Persitara untuk mendapatkan dana tambahan agar bisa mengarungi Liga Super. Nah, setelah keluarnya pernyataan dari 2 tokoh di Jakarta Utara inilah, tiba-tiba muncul di media wacana merger 2 kesebelasan Jakarta.

Bapak Muhayat mencoba mengumpulkan beberapa petinggi seperti Bapak Saefullah Kepala Dinas OR DKI, Bp Harianto Bajoeri Ketua Pengelola Persija, Bp Effendi Anas Ketua Umum Persitara, Bp Toni Tobias Ketua Harian Pengcab Jakarta Pusat, Bp Hardi dari Pengda PSSI DKI, dan Bp Kusnan Ismukanto sebagai perwakilan dari KONI DKI. Entah karena terpengaruh oleh pemberitaan di media atau karena punya pemikiran yang sama, wacana merger juga menjadi topik pembicaraan dalam forum ini. Pa Toni Tobias menentang dengan tegas wacana ini. Menurut beliau ini cuma bisa dilakukan dengan seizin 30-an klub amatir di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Sebagian lagi juga mempertanyakan aturan main di BLI tentang merger. Tidak ada keputusan yang pasti dari hasil pertemuan ini. Yang ada Pa Kusnan minta ke gw nomor telpon Pa Andi Darussalam selaku Ketua BLI.

Sekali lagi gw heran, kenapa forum membicarakan wacana merger tanpa mengundang PT Persija dan PT Batavia selaku pemegang lisensi atau hak klub Persija dan Persitara bermain di Liga Super. Seperti yang gw utarakan di tulisan pertama SUPERSIJA, harusnya kedua PT inilah yang berhak menentukan nasib kedua tim. Soal ijin dari klub amatir jelas tidak perlu, karena kan mereka sudah terpisah dan berada di bawah BLA. Mengenai suara mereka sebagai pendiri Persija, sebetulnya mereka ga perlu khawatir. Toh mereka termasuk dalam pemegang saham PT Persija, jadi para direksi PT Persija tentunya akan mengadakan konsolidasi ke dalam lebih dahulu sebelum memutuskan hal-hal yang sifatnya sangat krusial ini. Yang jadi pertanyaan gw, Pa Muhayat mimpin rapat kemarin sebagai seorang Sekda yang ditunjuk tuk mewakili Gubernur atau sebagai Ketua Pengcab Jakarta Pusat?

Polemik jadi bertambah besar. NJ Mania dengan tegas menolak wacana merger. Penolakan mereka diwujudkan dengan demo besar-besaran di Kantor Walikota Jakarta Utara. Mereka juga aktif melakukan pertemuan-pertemuan antar Korwil tuk membicarakan langkah-langkah apa yg harus mereka tempuh. Sayang dari the Jakmania hingga sekarang belum ada pernyataan sikap secara resmi mengenai hal ini. Meski gaung penolakan di kalangan anggota juga cukup kencang baik di forum Jakmania maupun di website Jakonline, namun tetap belum ada pernyataan resmi dari para pengurus the Jakmania. Padahal harusnya mereka sadar, bahwa peleburan kedua tim ini tentunya disertai munculnya sebuah nama baru Tim Jakarta. Kalau sampai peleburan terjadi dan muncul sebuah klub baru di Jakarta, berarti Persija Jakarta otomatis bubar. Sesuai AD/ART the Jakmania, bubarnya Persija berarti bubar pula organisasi the Jakmania. Memang wacana ini masih terlalu mentah. BLI sendiri secara tegas mengatakan merger Persija dan Persitara adalah hal yang tidak mungkin. Merger hanya bisa dilakukan oleh 2 tim yang berbeda divisi. Tapi tidak ada salahnya kalau the Jakmania menunjukkan eksistensi dan perhatiannya terhadap tim yang dicintai.

PT Persija juga menolak mentah-mentah hal ini. Mereka malah menjabarkan kinerja mereka yang telah berhasil mendapatkan investor kelas kakap. Mereka punya cita-cita yang luhur, bagaimana Persija menjadi sebuah klub yang mandiri dan tidak bergantung pada dana hibah dari APBD. Tapi mereka sendiri juga belum bisa menjelaskan siapa atau apa investor itu, dan sejauh mana negosiasi yang telah mereka lakukan. Gw jadi inget ketika ada sebuah perusahaan jaringan komunikasi yang berani menjadi sponsor Persija dengan dana 6 milyar. Belakangan ternyata dibalik semua ini mereka berharap mendapatkan kemudahan dari Pemda DKI agar bisa mendirikan 200 menara pemancar di seluruh Jakarta. Di jaman sekarang, dimana pemberantasan KKN sangat gencar dilakukan, tentunya hal itu tidak mungkin dilakukan. Namun para Direksi PT Persija sepertinya yakin pada Sang Investor.

Yg gw khawatir, denger PT Persija sudah mendapat investor, Pemda DKI mengalihkan dananya untuk Persitara aje. Tau-tau investor baru tersebut ga jadi masuk … nah lo .. mo jadi ape Persija? Mendingan selama belum ada kepastian, lebih baik tetep aje kita menggunakan dana dari Pemda. Toh bila investor tersebut jadi masuk, dana APBD bisa kita gunakan tuk bangun stadion atau pembinaan tim muda Persija. Tapi itu kan mau gw, sekarang terserah bapak-bapak di atas. Cuma jangan kelamaan. LEBIH CEPAT LEBIH BAIK.

Catatan dikutip dari : T.Ferry Indrasjarief (Bung Ferry)

Loyalitas GREG kepada PERSIJA

Meski baru satu musim bersama Persija, Greg Nwokolo telah menunjukan kebolehannya dalam mengolah si kulit bundar bersama pemain yang lain. Namun sayang, tim kebanggaan kita tidak meraih satu pialapun (ISL atau Copa) di musim 2008/2009.

Memasuki musim kompetisi ISL 2009/2010, pemain yang satu ini rupanya laris manis dilirik tim perserta ISL lainnya berkat aksinya. Menurut pengamatan tim redaksi JO, beberapa tim ISL tertarik dengan aksi maut pemain yang memiliki dua kewarganegaraan ini, bahkan menurut kabar yang beredar diberbagai media, Greg telah "dipinang" oleh Sriwijaya FC, bahkan tim yang baru saja merebut gelar Copa Indonesia untuk kedua kalinya itu sudah menyiapkan dana yang cukup besar untuk membawa Greg ke Kota Palembang.

Namun hal tersebut tidak terbukti, info yang didapat crew JO dari Asisten Manajer Bung Ferry, Greg masih tetap memilih Persija sebagai klubnya untuk mengarungi musim 2009/2010. Saat ini negosiasi dengan pemain yang sering meliuk dari sisi kiri ini, sudah mencapai 90%, semoga yang 10% bukan halangan bagi Greg untuk tetap bermain di tim Macan Kemayoran.
saat ini, Greg merasa nyaman berada di tim Persija baik dengan rekan setim, manajemen maupun dengan supporter Persija.

Dikutip dari : JAK ONLINE

31 Mei 2009

Hidup ini bernama SEPAKBOLA

“Masalah rumput tidak usah dibesar-besarkan,” ujar seorang Presiden sebuah partai politik terkemuka. Pernyataan ini keluar saat Jakarta gempar akibat rusaknya lapangan stadion paling terhormat di Republik ini. Stadion yang pernah menggelar Asian Games, GANEFO, Sea Games, PON dan pernah mengundang decak kagum David Platt, gelandang tim nasional Inggris era awal 1990an “Bermain di stadion sebesar dan semegah ini, membuat saya merasa sangat bangga, pengalaman tak terhingga,” “Football is my religion, The Valley is my church!” tulis kaos berwarna merah milik saya itu, kaos yang saya beli tak jauh dari markas stadion Charlton Athletic yang bernama The Valley itu menggambarkan seperti apa arti stadion bagi para pencinta sepakbola. “Saya tahu persis bagaimana mengurus rumput, karena saya memiliki pengalaman tentang rumput,” ujar si Presiden tadi semakin menyebalkan banyak orang yang membaca komentarnya. Pemahamannya pada arti kata “sepakbola” sangat rendah dan mengecewakan banyak orang. “Sepakbola memperkenalkan kami pada dunia,”ujar Nenad Basovic seorang penulis asal Kroasia merujuk pada permainan yang telah melambungkan popularitas nama negara mereka di peta dunia. Kroasia adalah sebuah negara yang lahir di pertengahan era 90an, tak ada yang benar-benar tahu dimana letak negara itu kecuali para anggota pasukan keamanan PBB yang datang mengamankan perang saudara di kawasan itu. “Negeri kami terlalu kecil untuk bisa dikenali oleh warga dunia,” ujar Zvonimir Boban saat mereka berhasil menjadi juara ketiga Piala Dunia 1998 yang kemudian membuat nama negeri ini menjadi sangat dikenal. Sepakbola telah mengubah pendapat orang terhadap Kroasia, negara ini hanya berpopulasi 4,49 juta jiwa ini, jumlah yang tentu saja masih dibawah rata-rata jumlah penduduk tiap propinsi di Indonesia. Tapi, sepakbola telah membuat mereka jadi dikenal, bahkan kaos tim nasional kotak-kotak yang mereka banggakan biasa dilihat dipakai di jalan-jalan kota besar maupun kecil di Indonesia. Sebaliknya Indonesia, matinya prestasi tim nasional membuat kita seolah lenyap dari peta dunia. “Stadion Bung Karno itu stadion kebanggaan kita, stadion yang lapangannya dipakai buat main sepakbola, gak bisa dong seenak-enaknya aja diinjak-injak oleh massa partai politik,” ujar Ferry Indrasjarief, asisten manajer Persija. Tentu ia merasa kesal dan sangat dirugikan, tim yang dibinanya harus menerima kenyataan tidak bisa bermain di Jakarta. Kaki-kaki tak bermoral itu memang tidak hanya menginjak lapangan hijau di Stadion yang masih memegang rekor dunia jumlah penonton untuk level pertandingan amatir ini, tapi juga telah sukses merusak dan menghancurkannya. Sepakbola adalah permainan kelas pekerja, mereka yang tanpa sadar membutuhkan representasi diri. Jangan heran jika permainan ini selalu menjadi simbol identitas atau bahkan perlawanan. Lahirnya AC Milan adalah jawaban pada arogansi Inter Milan, munculnya Manchester United adalah penolakan terhadap klub pemerintah bernama Manchester City sampai munculnya Arema adalah jawaban terhadap ketidak puasan pada plat merah bernama Persema. “Persib adalah hargai diri saya dan jika harus menghitung untung dan rugi pada sebuah dukungan, maka dukungan itu menjadi tidak murni lagi,” tegas Ayi Beutik, Panglima Viking, kelompok supporter Persib Bandung yang bahkan memberi nama putra sulungnya dengan nama “Jayalah Persibku”. Ayi sama sekali tidak konyol, bagi saya ia adalah seorang patriot yang rela mengorbankan apa saja yang ia punya demi nama tim kesayangannya. Hal yang juga banyak dilakukan oleh banyak orang di belahan dunia lainnya. Jadi “Ini bukan cuma masalah rumput!” karena rumput yang hancur diinjak-injak oleh para partisan partai yang masih sangat bisa kita perdebatkan rasa cintanya pada partai yang bersangkutan itu bukan rumput di depan rumah Gubernur, rumput tetangga saya, rumput yang terletak di dekat sawah Pak Tani ataupun rumput rumah saya yang memang sudah botak. Para partisan musiman itu telah menghancurkan rumput Stadion Bung Karno yang tentu saja punya nilai sangat berbeda dengan rumput-rumput lainnya. “Dalam waktu dua atau tiga hari, rumput itu akan tumbuh sendiri, asal disiangi dengan benar,” ujar sang Presiden lagi. Benar jika kejadiannya terjadi di halaman rumah saya ataupun di dekat sawah Pak Tani tadi, tapi rumput lapangan sepakbola memiliki kondisi yang sangat jauh berbeda dan saya yakin saya tidak perlu menjelaskan bagaimana rumput di stadion-stadion di Amerika Serikat harus disiangi selama beberapa bulan dan bahkan diimport agar pelaksanaan Piala Dunia 1994 bisa berjalan dengan mulus. Rumput ini bukan sekedar urusan tanaman, tapi menyangkut harga diri sebuah bangsa. Jika Stadion Kanjuruhan adalah kebanggaan Aremania, Stadion Siliwangi adalah kebanggaan Bobotoh dan lain sebagainya, maka Bung Karno adalah kebanggaan Indonesia. Merusaknya sama saja melukai hati jutaan warga Indonesia yang rela menyanyikan lagu Indonesia Raya sepenuh hati tanpa paksaan sebelum tim nasional berlaga. “Mereka yang tidak mengerti sepakbola adalah mereka tanpa hati nurani,” jelas Johan Cruijjf legenda sepakbola asal Belanda. “Persib telah memberi saya segalanya,” tegas Ayi Beutik lagi. Segalanya yang bisa berarti jauh lebih berharga dari segala yang ia miliki di dunia ini. Lagi-lagi Ayi tidak sendirian, karena terlalu banyak sosok sepertinya yang menganggap bahwa sepakbola adalah ciptaan tertinggi manusia. Jika Eropa mengakomodir sikap fanatisme ini dengan sebuah konstruksi bisnis yang luar biasa maka Indonesia masih meresponnya dengan cara yang relatif primitif. Di Eropa, rasa cinta mereka pada sepakbola dijawab dengan struktur kompetisi yang ketat, model bisnis yang dahsyat sampai berbagai produk turunan yang bermuara pada satu kata, sepakbola. Lihat bagaimana Chelsea memutar bisnisnya, mulai dari hotel, apartemen, kasino, restoran, museum sampai toko merchandise menjadi bagian bisnis miliaran poundsterling milik mereka. Jika Anda memperhatikan bagaimana roda sepakbola Eropa berjalan, Anda tentu akan melihat kenyataan bahwa basis fanatisme ini telah berkembang pesat menjadi sebuah lahan bisnis luar biasa. Saya tentu tidak akan menyalahkan si Presiden partai politik tadi, ia bisa jadi lebih suka main catur daripada sepakbola. Bisa jadi ia tidak pernah berkeliling Indonesia dan melihat keadaan kota yang mendadak bisa sepi saat pertandingan sepakbola berjalan, stadion-stadion yang penuh sesak lengkap dengan segala euforianya, orang-orang yang kemudian menjadi pemimpin sebuah kota hanya karena ia “mendukung” sepakbola sampai perkelahian yang kerap mewarnai para pendukung sepakbola akibat eksistensi mereka dihalangi oleh pendukung tim lawannya. DI BOLAVAGANZA EDISI MEI 2009 Bisa jadi pak Presiden parpol ini merasa bahwa para pendukung sepakbola hanyalah segerombolan pengangguran yang kerjannya hanya berkelahi. Sehingga baginya rumput yang adalah modal awal dari sebuah kompetisi ini dianggap tidak penting karena hanya akan menjadi awal dari kegiatan yang berpotensi kekerasan. Padahal, tanyakan pada para pendukung sepakbola semiskin apapun dia….saya menjamin mereka datang ke stadion tanpa iming-iming lembar rupiah, sebaliknya mereka datang dengan ketulusan mendukung dan berharap timnya mampu memenangkan pertandingan. Dalam skala lebih besar lagi, kita semua datang ke Stadion Bung Karno untuk melihat tim Merah Putih menaklukkan lawannya. Jika benar rumput itu menjadi tidak penting, maka saya percaya bahkan pihak keamananpun akan memiliki cukup nyali untuk terus mengamankan sepakbola. Tanpa rasa was was, pihak keamanan akan melakukan apapun untuk mencegah mereka yang ingin bertindak rusuh karena sepakbola agar bisa mengurungkan niatnya. Jika saja pihak keamanan punya pendapat yang sama dengan si Presiden tadi, saya yakin film saya Romeo Juliet akan tetap tayang di Bandung pada waktunya, karena pihak keamanan tidak akan kehilangan nyalinya pada para perusuh sepakbola itu saat mereka mengancam akan melakukan kekerasan jika film ini tetap tayang pada waktunya.

Dikutip dari : Andibachtiar Yusuf

Ada apa tentang PERSIJA??

Seiring dengan prestasi Persija yg menurun drastis, pertanyaan seperti judul di atas sering banget keluar. ADA APA DENGAN PERSIJA? Buat gw pertanyaan itu ga enak didenger, kalo ga bisa dibilang memuakkan. Terkesan Persija ga mo menang. Terkesan Persija ada masalah interen.

Yang perlu kalian semua tau, kekecewaan gagal meraih Liga Super itu bukan cuma milik suporter. Tapi semua anggota tim Persija amat sangat dilanda kekecewaan. Cuma bedanya suporter kecewa dan menghujat, sementara kami kecewa dan dihujat. Okelah itu merupakan bagian dari resiko kami, dan selama ini kami lebih memilih sikap diam. Tapi lama kelamaan perkembangan yg ada belakangan ini malah tambah ngawur. Ada yg mengkaitkan dengan masalah gajilah. Ada yg bilang soal konflik internlah. Bahkan ada juga yg mengkaitkan dengan sikap manajemen yg kurang merangkul suporter hingga ada tuntutan untuk duduk bersama menyelesaikan masalah yg ada. Klo kalian mo berpikir jernih, ayo kita evaluasi semuanya.

Persija mengakhiri putaran 1 dengan duduk di posisi runner up. Putaran ke 2 kita songsong dengan sikap optimis. Kenapa? Persipura saingan terkuat hanya main di kandang 8x, sementara Persija 9x. Dengan hitungan maen di kandang raih poin penuh, jelas ini satu keuntungan. Persija ketinggalan 4 poin dg Persipura. Kalo semua partai kandang sama2 kita menangin berarti kita ketinggalan 1 poin dr Persipura. Sedangkan prestasi tandang di putaran 1 yg terbaik tu Persija. Jadi wajar dong kalo kita optimis.

Sayang sekali semua itu jadi berantakan total karena tidak diizinkannya Persija maen di kampungnya sendiri. Belakangan daerah laen juga nyusul ada larangan. Dari semua tim Liga Super rasanya hanya Persija yg paling banyak punya utang pertandingan yg belum dimainkan. Hal ini mengakibatkan jadwal Persija paling numpuk di bulan April, Mei dan Juni. Supaya kalian tau semua, tidak ada satupun klub yg mau jadwal kompetisi molor lebih dari bulan Juni. Semua sudah menjerit soal pendanaan.

Mungkin masih banyak yg belum nyambung dengan kondisi ini. Sekarang gw jelasin lebih detail. Lawan Arema dan PSM kita masih maen bagus, cuma dua2nya sial. Yang satu wasitnya yg sial, yg satu nasib kita yg sial (catat: 14 peluang emas yg ga berhasil jadi gol). Selesai lawan PSM, besoknya (tgl 30 april) tim langsung pulang ke Jakarta. Tgl 1 mei latian sore di Jakarta krn nyoba lapangan di Bandung sering diteror. Malem kita berangkat dan langsung istirahat. Besoknya tanding dengan naek truk dan rantis. Malem langsung pulang dan nyampe Jakarta jam 2 pagi. Siangnya kita harus berangkat lagi ke Kediri dan krn kota itu ga punya bandara, tim harus ke Surabaya dulu tuk lanjut naek bus ke Kediri. Nyampe Kediri jam 12 malem. Sorenya nyoba lapangan, besok tanding lagi. Abis tanding besoknya subuh2 dah harus berangkat lagi ke Jakarta. Di Jakarta istirahat cuma 1 hari tuk berangkat lagi menuju Malang.

Nah itu salah satu contoh gimana tim ini cuma bisa latihan seadanya dan waktu istirahatnya lebih banyak dipake tuk perjalanan. Gw sebetulnya dah kasi jadwal kegiatan Persija yg difotokopi di malang waktu tur dipimpin Mardan Gajah Mada. Tapi yg gw denger ada sebagian the jak yg langsung buang2 tu kertas dan bilang “SUPORTER GA PERLU INI”. Sebetulnya gw cuma pengen kalian liat permasalahan sebenernya yg dihadapi tim Persija.

Kegagalan beruntun yg berujung tertutupnya peluang meraih juara, jelas meruntuhkan semangat pemain dan seluruh anggota tim. Kami juga manusia yg punya harapan, dan ketika harapan itu sirna hanya karena hal-hal yg kami rasa tidak adil, wajar kalo timbul kekecewaan yg amat sangat. Tapi Manajemen dan Pelatih terus berusaha memompa semangat para pemain. Sayang the Jakmania sudah terlanjur kecewa dan underestimate dengan tim kesayangannya sendiri. Dan menurut gw, banyak dari the jakmania dengan sangat mudah terpengaruh dengan komentator di TV yg terus mengatakan soal motivasi yg ilang dan mengkaitkan dengan gaji yg belum diterima. Cobalah berpikir dan melihat dengan jernih, Persija selalu punya peluang gol hingga menit2 akhir. Ini bukti klo semua pemain masih trus brusaha tuk menang. Soal gaji? Setelah melawan PSIS tim sudah menerima gaji 3 bulan. Jadi soal apa? Coba liat lagi jadwal Persija! Padatnya jadwal tidak hanya menimbulkan kelelahan tapi juga cederanya beberapa pemain.

Menurut gw dengan kondisi tim yg tengah terpuruk begini, hanya 3 hal yg bisa dilakukan tuk mengobati tim ini :
1. Ada waktu luang sekitar seminggu bagi Persija tuk latihan normal. Selama ini latihan Persija kan cuma rekuperasi (latihan ringan tuk jaga kondisi sehari sesudah pertandingan) dan coba lapangan (pengenalan lapangan dan strategi yg akan dijalankan besoknya). Harusnya ada latihan normal untuk mengembalikan kerjasama antar lini. Sayang ini tidak mungkin terjadi krn jadwal Persija yg luar biasa padat.
2. Kembalikan Persija ke kampungnya sendiri, meski tanpa penonton sekalipun. Maaf bukan berarti mengecilkan peran suporter. Keuntungan maen di kandang tuh dapet dukungan besar dari suporter, lapangan lebih dikenal, keluarga deket, perjalanan ga jauh, waktu latihan lebih banyak, waktu istirahat juga lebih banyak. Nah daripada kita ga dapet semua keuntungan itu mending salah satu kita korbanin. Sayang ini semua juga ga bisa terwujud krn Polisi tetep ga kasi ijin.
3. Tinggal ini harapan gw. Kehadiran sosok Gubernur DKI Yth Bpk Fauzi Bowo. Setidaknya sebagai orang no 1 di Jakarta, kehadiran beliau pasti memberikan motivasi lebih pada para pemain. Tidak masalah beliau dateng mo negur semua tim termasuk gw dan mengkaitkan dengan pendanaan yg begitu besar. Wajar krn dia lah yg menjadi penentu pendanaan tim Persija. Dan gw yakin itu akan melecut kami semua yg ada dlm tim ini. Tapi apa mungkin???

Perlu ditegaskan sekali lagi bahwa gw dan seluruh punggawa Persija tidak alergi dikritik. Silahkan aje kalo kalian mo nanya kondisi tim atau ngasi kritik dan saran. Kadang pendapat orang di luar tim juga bermanfaat. Cuma tolong sampaikan semua itu langsung ke Tim Persija. Mau ke Harianto Bajoeri selaku Manajer silahkan, mo langsung ke gw silahkan, atau mo langsung ke Bang Danur juga silahkan. Kalo the Jakmania nyampeinnya ke media, bukan menyelesaikan masalah malah bikin tambah runyam. Bahasa media kan beda. Buat media bad news is good news , mereka sangat suka dengan manajemen konflik. Bila mereka bisa menimbulkan konflik antara suporter dan manajemen/pelatih nah berita akan semakin seru dan semakin banyak orang tertarik tu baca.

Sekali lagi buat para the Jakmania. Kami semua yg berada dalam tim Persija sangat amat sangat salut pada loyalitas kalian. Dukungan kalian selama ini membuat kami bangga. Bukan hanya kami, bahkan tim lawanpun sering mengungkapkan kecemburuan mereka pada kami melihat dukungan tiada henti yg diberikan oleh the Jakmania. Di sisi lain kami juga merasa malu krn belum bisa memberikan yg terbaik buat kalian. Tapi percayalah, kami sedang berusaha untuk itu. Kami ingin sekali membalas kesetiaan kalian dengan kemenangan demi kemenangan yg akhirnya mendapatkan sebuah gelar pengakuan. Semua itu hanya bisa terwujud bila kita semua saling percaya, kita semua saling mendukung, dan kita semua saling mendoakan. Dan dengan izin ALLAH, kita bisa menggapai apa yg kita inginkan bersama. Terima kasih.

Dikutip dari : bung Ferry Indrasjarief

20 Mei 2009

JADWAL PERSIJA

Tanggal : 21-05-2009. Persijap vs PERSIJA stadion. Gelora Bumi Kartini. Jepara

Tanggal : 24-05-2009. Persita vs PERSIJA stadion. Siliwangi. Bandung


Tanggal : 27-05-2009. PERSIJA vs Deltras stadion. Gajayana. Malang


Tanggal : 02-06-2009. PERSIJA vs Deltras stadion. Gajayana. Malang (COPA)


Tanggal : 06-06-2009. PERSIJA vs Persitara stadion. Gajayana. Malang


Tanggal : 10-06-2009. PERSIJA vs persiBANGSAT stadion. Gajayana. Malang


Tanggal : 14-06-2009. Deltras vs PERSIJA stadion. Delta. Sidoarjo (COPA)


Bagi yang mau ikut tour :
--KTA : Rp. 70.000,- -Non KTA : Rp. 100.000,-

Ayo JAK,kita dukung PERSIJA sampai mati...Tunjukkan bahwa kitalah yang terbaik...Demi sang "MACAN KEMAYORAN"

29 Maret 2009

Rencana M.U ke Indonesia

Menurut gw itu sih sah-sah saja.Tapi gimana mau dilaksanakan.Orang Liga domestiknya aja diundur. Sebenarnya Indonesia adalah lahan yang subur untuk para pesepakbola dunia. Mungkin karena di Indonesia persepakbolaan belum diurus secara professional seperti Liga tersohor dunia contohnya EPL, Serie A, BBVA, ataupun Eredivisie. Setan Merah berencana datang ke tanah air pada tanggal 24 Juli 2009 melawan Timnas ataupun SuperLeague selection (belum tahu kabar terbaru). Dan ada rencana juga dari 2 klub Liga Inggris lainnya yang ingin melawat di Indonesia.Totenham Hotspur dan Liverpool katanya akan datang ke Indonesia. Kita tunggu saja kapn LIga Indonesia bisa seperti Liga Inggris. Kita hanya bisa berdoa...

28 Maret 2009

Buruknya Liga Indonesia

Di sini saya coba kembali menulis sebuah artikel tentang olahraga, khususnya sepakbola. Tak bosan-bosannya saya untuk menulis tentang sepakbola, sebab sepakbola bagi saya pribadi adalah bagian dari hidup saya. Ya walaupun saya terlahir tidak untuk menjadi pemain sepakbola, tetapi saya bangga menjadi salah satu elemen sepakbola yaitu supporter atau pendukung salah satu tim sepakbola. Dalam tulisan saya kali ini, saya ingin mencoba menjabarkan sedikit tentang fase-fase atau tingkatan-tingkatan sebagai pendukung. (tulisan ini terinspirasi oleh obrolan Warung Kopi Stasiun Oren bersama Bung Ferry) Ada beberapa tingkatan yang akan saya bahas dalam tulisan saya ini. Tingkatan pertama : Penonton Sepakbola. - Penonton Sepakbola dapat saya artikan sebagai berikut : Seseorang yang suka menonton pertandingan sepakbola tanpa memperdulikan tim yang sedang bertanding saat itu. Tingkatan kedua : Penikmat Sepakbola (Fans). - Penikmat Sepakbola atau Fans saya artikan sebagai berikut : Seseorang yang menggemari atau yang suka menonton sepakbola ketika klub yang digemarinya sedang berlaga, walaupun hanya menyaksikannya lewat layar kaca atau sesekali datang langsung ke stadion. Tingkatan Ketiga : Supporter atau Pendukung. - Supporter atau Pendukung saya artikan sebagai berikut : Seseorang yang benar-benar suka menonton sepakbola di saat klub kebanggaannya berlaga. Tak peduli itu mau main di kandang atau main di tandang, orang ini selalu ada untuk mendampingi klub yang dicintainya berlaga. Dan saking cintanya dengan klub, orang ini rela melakukan apa saja untuk klub yang ia cintai. Dan terkadang tindakan orang ini suka berlebihan yang pada akhirnya menimbulkan kesan negatif di mata masyarakat luas. Tingkatan Keempat : Loyalis. - Tingkatan ini adalah tingkatan yang saya anggap paling tinggi, kenapa saya anggap paling tinggi?. Karena dari namanya (Loyalis) saja sudah mencerminkan suatu tindakan yang baik dan benar. Orang yang telah berada dalam tingkatan ini, dapat saya katakan mereka adalah orang yang telah "sempurna" sebagai pecinta klub sepakbola yang ia cintai. Orang ini tidak akan pernah terganggu dengan gunjingan, cemohan, caci maki dari sekitarnya. Orang ini tetap ada untuk klub yang ia cintai walaupun ketika klub yang dicintainya sedang terpuruk dalam lubang kehancuran. Orang ini tak akan pernah berpaling sekalipun dari klub yang ia cintai, walaupun banyak terdapat klub yang lebih baik atau lebih bagus dari klub yang ia cintai. Orang ini tak pernah berfikir apa yang bisa klub berikan untuk dirinya, tetapi orang ini selalu berfikir apa yang bisa saya lakukan dan saya berikan untuk klub?. Dari seluruh tingkatan yang coba saya jabarkan satu per satu di atas. Saya ingin bertanya kepada para pembaca khususnya yang menyukai dunia sepakbola, "Kita Ada Di Tingkat Yang Mana" dalam tingkatan itu?

10 Maret 2009

Skema menghadapi persiba di leg II COPA Indonesia

Persija Jakarta menang telak 3-0 dari Persiba di leg pertama babak 16 besar Copa Indonesia 2008/2009. Namun tim berjuluk Macan Kemayoran itu menolak untuk tampil bertahan saat meladeni Beruang Madu-julukan Persiba di leg kedua yang akan digelar Selasa, 11 Maret 2009. Pertarungan leg kedua akan digelar di kandang Persiba, Stadion Persiba Balikpapan. Meski tampil sebagait tim tamu, perjuangan Persija sebenarnya tidak terlalu berat. Untuk lolos ke babak 8 besar, Persija hanya perlu menghindari kekalahan di atas 3 gol. "Kami punya modal yang cukup baik di leg pertama. Tapi kami tidak akan menerapkan permainan bertahan pada leg kedua. Permainan seperti itu justru akan membuat tim lawan punya banyak kesempatan untuk mencetak gol ke gawang kami," kata Danurwindo, pelatih Persija Jakarta. Menurut Danur-panggilan akrab Danurwindo-strategi yang ideal untuk mengimbangi permainan Persiba adalah dengan memperkuat barisan pertahanan tanpa melupakan ketajaman lini depan.

"Dengan demikian, kami juga punya kesempatan untuk mencetak gol. Di kedua ini kami harus bermain aman," kata mantan pelatih PKT Bontang itu.

Meski demikian, Danur belum mau membocorkan skuad inti yang akan memperkuat Persija di leg kedua nanti. Dia juga menolak merinci tiga pemain asing yang akan diturunkan. "Kita lihat kondisi mereka. Siapa yang lebih siap itu yang akan kita mainkan," kata Danur.

Saat ini Persija memiliki lima pemain asing. Mereka terdiri atas, Abanda Herman, Pierre Njanka, Robertino Pugliara, Greg Nwokolo, dan Fabio Lopez. Untuk babak 16 besar, Badan Liga Indonesia (BLI) hanya memperbolehkan menurunkan tiga pemain asing.

Di leg pertama, tiga pemain yang ditunjuk memperkuat Macan Kemayoran adalah Abanda Herman, Robertino, dam Greg. Bila Persija berniat memperkuat barisan pertahanannya, Danur sejatinya akan menurunkan Abanda Herman dan Pierre Njanka di lini belakang.

Dengan catatan, Danur harus memarkir salah satu legiun asing yang ada di posisi penyerang. Pilihannya antara Greg Nwokolo atau Robertino Pugliara.
Sayang, Danur enggan berkomentar mengenai kemungkinan ini."Bisa jadi keduanya (Abanda dan Njanka) kita turunkan bersamaan tapi bisa juga tidak. Tergantung kebutuhan nanti saja," kata Danur berkelit.

Tidak Terbeban dengan Kekalahan di LSI
Dalam bulan ini, Persija Jakarta dua kali bertemu dengan Persiba Balikpapan. Pertemuan pertama terjadi di Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Pada pertandingan yang digelar di Stadion Persiba Balikpapan, Sabtu, 7 Maret 2009 itu, Persija kalah dengan skor 0-2.

Menurut Danurwindo, hasil ini tidak berpengaruh bagi penampilan di leg kedua nanti. Sebab, kekalahan dari Persiba disebabkan kondisi pemainnya yang tidak lengkap. Empat pemainnya tidak bisa tampil karena akumulasi kartu kuning saat Persija bertemu PKT Botang lima hari sebelumnya.

Tiga dari empat pemain itu merupakan pilar inti Persija. Mereka adalah Abanda Herman yang menjadi palang pintu di lini belakang dan duet Aliyudin-Bambang Pamungkas di lini depan. Sedangkan satu pemain lagi adalah pemain pelapis Melkey Pekei.

"Tanpa Ali-Bambang, kami sangat sulit untuk mencetak gol. Demikian juga dengan absennya Abanda. Dia biasanya yang menghadang bola-bola atas dari lawan. Dan itu terlihat saat kami berhadapan dengan Persiba. Satu dari dua gol yang tercipta berasal dari tendangan sudut," kata Danur.

"Di leg kedua nanti, seluruh pemain bisa tampil. Jadi saya pikir hasilnya akan beda."

09 Maret 2009

Pertarungan balas dendam di COPA

Persija akan kembali bertemu Persiba di COPA Indonesia besok rabu. Inilah saat balas dendam Persija setelah kemarin kalah 2-0 dari tuan rumah Persiba Balikpapan di ISL. Penyebab kekalahan Persija kemarin adalah karena komposisi pemain yang kurang baik dan wasit yang lebih memihak kepad tuan rumah. Akankah sang Macan Kemayoran akan mengaum di kandang Beruang Madu? Saksikan pertandingan PERSIJA JAKARTA kontra PERSIBA BALIKPAPAN di leg II COPA Indonesia Rabu,11 Maret 2009 LIVE di TVONE.

08 Maret 2009

Beruang Madu kalahkan Macan Kemayoran

Rekor tak terkalahkan Persija Jakarta pada putaran kedua Liga Super Indonesia musim ini akhirnya kandas juga. Rekor ini dipatahkan oleh Persiba Balikpapan setelah Beruang Madu (julukan Persiba) berhasil menundukkan Persija dengan skor 2 - 0, di Stadion Balikpapan, Sabtu, 7 Maret 2009. Gaston Castano membuka kemenangan Persiba pada laga ini dimenit ke-10. Gol ini berawal dari bola liar yang ada di muka gawang Persija, dan dimanfaatkan oleh Gaston Castano dengan kepalanya. Unggul 1 - 0 atas tim tamu, membuat T.A Musafri dkk semakin beringas membombardir pertahanan Persija. Berkali-kali peluang yang dilancarkan Persiba mampu memberikan ancaman yang serius bagi Abanda Herman dkk. Barulah dimenit ke-35 Persiba berhasil membobol gawang Persija Jakarta yang dikawal Hendro Kartiko dimenit ke-35 melalui kaki sang kapten Elliu Sangelo. Hingga babak pertama berakhir, skor masih tetap 2 - 0. Memasuki babak kedua, Persija Jakarta berkali-kali berusaha menyamai kedudukan. Namun, jangankan menyamai kedudukan, memperkecil kekalahan pun sulit dilakukan Persija Jakarta. Skor 2 - 0 bertahan hingga pertandingan berakhir.

Kekalahan Persija di putaran kedua ISL

Kekalahan akhirnya menghampiri Persija Jakarta di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Berhadapan dengan Persiba Balikpapan, di Stadion Balikpapan, Sabtu, 7 Maret 2009, Macan Kemayoran keok dengan skor 0-2.

Gol pertama yang bersarang ke gawang Persija dicetak oleh Gaston Castano di menit ke-10. Gaston yang mendapat dukungan dari penggemar setianya, Julia Perez berhasil memperdayai Hendro Kartiko lewat tandukannya memanfaatkan bola liar di depan gawang Persija.

Persiba tak puas dengan keunggulan 1-0. Buktinya, Beruang Madu kembali memaksa Hendro memungut bola dari gawangnya pada menit ke-35. Kali ini gol dicetak oleh sang kapten Elliu Sangelo. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, Macan Kemayoran mencoba mengejar. Namun absennya empat pemain, yakni Abanda Herman, Aliyudin, Bambang Pamungkas, dan Melkey Pekei membuat kekuatan Persija jauh menurun.

Meski sempat menciptakan beberapa peluang, Persija tetap tak mampu mencetak gol hingga pertandingan usai. Hingga pluit panjang ditiup, skor tak berubah 2-0 untuk tuan rumah Persiba.

Ini merupakan kekalahan perdana Persija sejak tampil di putaran kedua LSI 2008/2009. Akibat kekalahan ini tekad Persija untuk mendekati posisi pemuncak tertahan. Saat ini Persija tidak beranjak dari posisi ketiga dengan total nilai 42 dari 21 kali penampilan.

Persiba akan kembali menjamu Persija Jakarta pada 11 Maret 2009. Namun kali ini pertemuan akan berlangsung dalam label yang berbeda yakni, leg kedua babak 16 Besar Copa Indonesia 2008/2009.

Laporan dari Balikpapan

Jakarta, 7/3. Dengan akumulasinya kartu kuning yang didapat oleh Bambang Pamungkas, maka Pelatih Danurwindo mempercayakan ban kapten kepada Ponaryo Astaman. Ponaryo bukan tidak berpengalaman dalam mengemban sebagai kapten. Ban kapten sering dia lakoni di Tim Nasional Indonesia. Animo masyarakat Balikpapan dalam menyaksikan duel "Sang Macan Kemayoran" dengan "Sang Beruang Madu" terlihat sangat antusias sekali, terbuki dengan penuhnya stadion.

Report dari Balikpapan:
  • Persiba Balikpapan vs Persija Jakarta
Formasi Persija 4-2-3-1
Starter : Hendro, Ismed, Njanka, Leonard, Supriono, Ponaryo (c), Gangga, Agus Indra, Robertino, Ilham, Greg

Cadangan : Iswan, Aris, Danan, Akmal, Ade, Ramdani
Wasit : Andi Hafidz (Bone), AW1 Mujianto (Kediri), PP Nana Suryana (Tangerang)

  • menit ke-9 kebobolan, bola dihalau Ismed tapi wasit bilang sudah masuk. kedudukan sementara 0-1 untuk Persiba Balikpapan
  • gagalnya offside, mengakibatkan Persija tertinggal lagi. 0-2
  • sekali lagi, wasit dalam kepemimpinan partai antara Persiba - Persija bertindak berat sebelah
  • hasil akhir Persija Jakarta kalah dari Persiba Balikpapan dengan skor 0-2

07 Maret 2009

PERSIJA krisis penyerang

Lini depan Persija Jakarta ditengarai bakal tumpul saat melawan Persiba Balikpapan, Sabtu (7/3). Tiga striker Macan Kemayoran (Bambang Pamungkas, Aliyudin, dan Melky Pekey) dipastikan absen karena akumulasi kartu kuning.

Sementara striker anyar Fabio Lopes belum pulih dari cedera otot paha sehingga tidak ikut tur Kalimantan Timur. “Sebenarnya kami masih memiliki Greg Nwokollo sebagai ujung tombak. Tapi, dia lebih efektif beroperasi sebagai gelandang serang ketimbang striker. Terus terang, saya kesulitan mencari pemain lain untuk ditempatkan sebagai ujung tombak,” kata Pelatih Persija Danurwindo saat dihubungi SINDO kemarin.

Kendati tertimpa krisis di lini depan, Danur akan tetap konsisten dengan skema permainan menyerang. Apalagi, Persija memiliki beberapa gelandang bernaluri mencetak gol seperti Agus Indra Kurniawan, Ade Suhendra, dan Markus Bahtiar. Agus Indra sendiri baru lima kali tampil setelah sembuh dari cedera dan telah menyumbang satu gol untuk Macan Kemayoran.

Sementara itu, Lopes sebenarnya sudah pulih dari cedera. Namun, dia perlu waktu untuk memulihkan kondisi. Pemain yang direkrut pada bursa transfer putaran kedua ini telah dua kali merumput, masing-masing saat Persija menekuk Persela 1-0 dan mengalahkan Persiwa 6-1. Tapi Lopes tidak mencetak gol dalam dua laga tersebut.

Asisten Manajer Persija Ferry Indra Syarief mengatakan, pembelian Lopes memang belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Namun, pihaknya tetap mendukung pemain asal Brasil ini untuk bangkit. “Kondisi mental Lopes masih labil. Dia butuh dukungan motivasi untuk menemukan kembali permainan terbaiknya. Akan sangat sulit jika dia terus ditekan,” kata Ferry.

Dengan kondisi tim yang tidak komplet, Persija hanya menargetkan hasil imbang melawan Persiba. Apalagi, mereka juga tidak diperkuat bek Abanda Herman yang terkena akumulasi dua kartu kuning. Namun, posisi Abanda sudah siap diganti Aris Indarto sebagai palang pintu bersama Pierre Njanka.

Di lain pihak, kondisi Persiba juga sebenarnya pincang. Beruang Madu kehilangan dua pilar lini tengah Jufri Samad dan Sony Kurniawan akibat akumulasi kartu kuning. Namun, Persiba memiliki stok pemain yang kualitasnya tidak kalah bagus.

PERSIJA vs persiba part 2

Sore ini, Persija Jakarta akan menghadapi Persiba Balikpapan di stadion Persiba. Pada laga ini, Persija Jakarta perlu mewaspadai Beruang Madu (julukan Persiba). Pasalnya, saat leg pertama lalu, Persiba dihajar Persija 3 - 0. Dikhawatirkan, Persiba akan membalaskan dendamnya pada laga sore ini.
Persiba memang menyimpan dendam kepada Persija yang menekuk mereka dua kali musim ini. Pertama, Beruang Madu–julukan Persiba– menyerah 1-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada putaran pertama Liga Super.Kemudian, kekalahan lebih telak mereka derita pada babak 16 besar Piala Indonesia.

Pada laga yang berlangsung di Stadion Lebak Bulus tersebut, Persiba tumbang dengan tiga gol tanpa balas. ’’Mental pemain kami sempat goyah setelah dikalahkan Persija 3-0.Tapi,kami banyak belajar dari kekalahan itu agar tidak terulang saat kami bermain di kandang,” kata Direktur Teknik Persiba Daniel Roekito yang dihubungi SINDO kemarin.

Dua dari tiga gol Persija kala itu dicetak Bambang ’Bepe’ Pamungkas dan satu gol oleh Robertino Pugliara. Namun, kini Bepe dipastikan absen akibat sanksi akumulasi kartu kuning.Bersama ujung tombak Macan Kemayoran tersebut, sanksi serupa juga membelenggu Aliyudin, Melky Pekey,dan pilar lini belakang Abanda Herman. Namun, Daniel enggan sesumbar.

Mantan Arsitek Persik Kediri itu tidak gegabah menyimpulkan bahwa serangan Persija bakal tumpul.Apalagi, deretan pemain cadangan Persija juga cukup berbahaya. ’’Persija tidak mungkin kehabisan amunisi. Mereka klub kaya dan pasti memiliki pemain berkualitas dengan harga mahal,”tutur Daniel.

Meski begitu, pelatih berusia 56 tahun ini siap memanfaatkan rapuhnya lini belakang Persija. Bakal tampilnya Aris Indarto sebagai palang pintu pertahanan Persija dinilai tidak akan setangguh jika Abanda tampil.Kondisi ini bakal dimanfaatkan trio striker Persiba,TA Musafri, Gaston Castano, dan Andrian Trinidad.

Ketiganya ditopang Robby Gaspar dan Elisangello dari second line. Ancaman ini bukan tidak disadari Pelatih Persija Danurwindo. Pelatih berusia 59 tahun ini telah menyiapkan amunisi baru untuk membungkam Beruang Madu di kandangnya sendiri.Posisi Agus Indra Kurniawan sebagai gelandang serang akan dipaksa naik menjadi striker,berduet dengan Greg Nwokollo.

Konsekuensinya, Danur hanya bisa memasang satu gelandang serang yang diperankan Robertino Pugliara. ’’Kami harus lebih fokus bertahan dari lini tengah untuk membendung pemain Persiba yang cepat dan memiliki insting menyerang bagus.

Karena itu,saya akan memasang dua gelandang bertahan I Wayan Gangga Mudana dan Ponaryo Astaman,” ujar Danur yang mempertaruhkan gengsi untuk membenahi posisi di klasemen.Persija saat ini bertengger di peringkat 3 klasemen dengan nilai 42

PERSIJA vs persiba part 1

Persija Jakarta dan Persiba Balikpapan akan bertemu di Stadion Balikpapan, Sabtu, 7 Maret 2009. Pada lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 itu, kedua pelatih sama-sama dituntut untuk tampil cerdik menyiasati kondisi timnya yang sedang timpang.

Kedua tim memang dalam kondisi yang tidak lengkap. Baik Persija maupun Persiba sama-sama kehilangan beberapa pilar andalannya karena berbagai alasan. Persija harus kehilangan 4 pilar sedangkan Persiba harus kehilangan dua pilar.

Empat pemain Persija yang tak bisa tampil adalah Bambang Pamungkas, Aliyudin, Melky Pekei, dan Abanda Herman. Mereka tak bisa memperkuat Macan Kemayoran karena akumulasi kartu.

Kubu Persiba mengalami nasib yang tak kalah buruk. Dua pilar andalannya tak bisa tampil dengan alasan yang berbeda. Sony Kurniawan yang menjadi andalan di sektor sayap harus absen karena akumlasi kartu. Sedangkan libero asing Mijo Dadic juga harus menyingkir dari lapangan hijau karena menderita sakti tifus.

"Kami masih punya pemain alternatif yang bisa menggantikan pemain yang tidak bisa main," Daniel Rukito, pelatih teknik Persiba, kepada Teddy, wartawan GOSport, Jumat, 6 Maret 2009.

Menurut Daniel, untuk posisi Sonny kemungkinan akan ditempati Shobran, Zainul Arifin atau Deddy Junaedi. Sedangkan posisi libero yang bakal ditinggalkan Dadic, akan ditempati Ferly La’ala.

"Waktu kami meladeni Persela Lamongan, Ferly juga yang menggantikan posisi Mijo. Ia mampu tampil bagus, begitu juga dengan Sobran yang menempati sayap kiri, juga tampil bagus. Jadi, tidak ada masalah,” kata eks pelatih PSIM Jogyakarta ini.

Untuk susunan pemain yang akan diturunkan, lanjutnya, kemungkinan tetap sama dengan yang diturunkan saat mengalahkan Persela, 1-0. “Kemungkinan tidak banyak perubahan dalam komposisi pemain,” terangnya.

Pelatih Persija Jakarta, Danurwindo juga tak mau kalah. Dia mengaku telah menyiapkan pengganti bagi pemain-pemainnya yang absen. Untuk lini depan, Greg Nwokolo akan ditandemkan dengan Fabio Lopez menggantikan duet Bambang-Aliyudin. Dan untuk menutup lubang yang ditinggalkan Greg, Danur-sapaan Danurwindo akan memasang Agus Indra Kurniawan.

Untuk lini belakang, Danur tidak terlalu pusing. Sebab absennya Abanda Herman masih memiliki stoper sarat pengalaman Aris Indarto. “Secara kualitas tidak ada perbedaan antara pemain inti maupun cadangan, semua merata kekuatannya,” ucap mantan pelatih Bontang PKT ini.

Dengan komposisi yang ada, Danur optimistis Persija masih mencuri poin. “Para pemain punya semangat dan mental yang bagus, jadi kami tetap yakin dapat mencuri poin,” tandasnya.

05 Februari 2009

keanehan sepak bola indonesia

CONTOH kemunduran peradaban kita sebagai bangsa dapat dilihat pada sepak bola Indonesia. Isinya main pukul, main hantam, menjadikan lapangan sepak bola padang penjagalan.

Sepak bola dengan semangat kekejian itulah yang kita saksikan di lapangan. Pemain memiting pemain lawan. Manajer klub membawa pistol dan melepaskan tembakan ke udara. Penonton yang tidak puas dengan keputusan wasit menganiaya hakim garis dan merusak stadion.Semua yang tidak masuk akal di dunia sportivitas, itulah yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Bahkan, yang tidak masuk akal itu, juga terjadi pada pengambilan keputusan di luar lapangan sepak bola.

Contohnya, tidak masuk akal, pelatih yang membawa aksi mogok kesebelasannya, malah dipilih menjadi pelatih nasional. Tidak masuk akal, komunitas sepak bola Indonesia bangga dipimpin seorang terpidana, yang sedang meringkuk di penjara. Tidak masuk akal, pemain dan pelatih asing yang dibawa ke negeri ini justru para begundal, yang menjadi pangkal keributan.

Tidak masuk akal, bagi akal yang waras. Mungkin di sini letak persoalan. Dunia sepak bola Indonesia, jangan-jangan tidak pas dilihat dengan akal sehat.

Sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling populer di negeri ini. Paling populer, yaitu paling digemari rakyat. Mestinya, inilah pula olahraga yang paling disayangi, dan karena itu dipelihara dengan semangat peradaban yang tinggi.

Akan tetapi, kenyataannya, inilah olahraga paling tidak populer, karena buruknya prestasi dan buruknya kelakuan.

Bahkan, buruknya kelakuan itu dapat ditonton penggemar sepak bola di berbagai belahan dunia. Kerusuhan di Stadion Brawijaya, Kediri, misalnya, disiarkan stasiun televisi olahraga terkemuka ESPN.

Sepak bola mestinya bagian strategis mengharumkan nama bangsa. Sepak bola Afrika, contohnya, menghasilkan pemain kaliber dunia yang mewarnai sepak bola Eropa. Klub elite Eropa sekarang kelimpungan karena kehilangan pemain-pemain Afrika yang harus pulang untuk membela negaranya di Piala Afrika.

Sebaliknya, sepak bola Indonesia malah mencemarkan nama baik bangsa dan negara, di negeri sendiri. Lebih konyol lagi, pemain asing bukan menjadi contoh sportivitas, tetapi sumber premanisme.

Bertambah celaka, karena premanisme yang mencemarkan nama bangsa dan negara itu, juga dibiayai dengan uang rakyat. Yaitu, klub mendapat dana melalui APBD. Ini jelas bentuk kekejian tersendiri, selain kekejian yang terjadi di lapangan sepak bola.

Menilik kekejian itu, menimbang dampaknya kepada citra bangsa dan negara, ada beberapa langkah yang mesti diambil. Pertama, tinjau ulang kebijakan menyewa pemain dan pelatih asing. Segera buang pemain dan pelatih asing yang sebenarnya preman berkostum sepak bola.

Kedua, DPRD mengambil sikap menolak menyetujui membiayai klub sepak bola yang tidak sportif melalui APBD. Lebih baik anggarannya digunakan langsung untuk kemaslahatan rakyat.

Ketiga, sampai kapan PSSI dipimpin Ketua Umum dari penjara? Mesti ada keberanian menggantinya. Mesti ada kerelaan diganti. Demi kepentingan yang lebih besar.

Membiarkan PSSI dipimpin dari penjara, adalah juga kekejian moral tersendiri. Keji terhadap sang pemimpin, juga keji terhadap rakyat yang merindukan sepak bola yang sportif dan bermutu.

menang tipis perkecil selisih poin

Macan Kemayoran memuluskan langkahnya di putaran kedua Superliga Indonesia (ISL) 2008/2009, ini dibuktikan saat tim kebanggaan ibukota berhasil mempecundangi Laskar Joko Tingkir Persela Lamongan, Minggu (1/2) malam di stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Tampil dihadapan kurang lebih 30.000 pendukung fanatiknya, Persija menekan pertahanan Persela yang digalang kiper Chairul Huda serta bek Fabiano dkk.namun gol tercipta memasuki babak kedua. Bepe berhasil memecah kebuntuan setelah sundulan dari Fabiano Lopez berhasil diteruskan dan menjebol gawang Chairul Huda, skor 1-0 bertahan hingga pluit akhir dibunyikan. Bepe berhasil membuktikan kembali dirinya adalah striker nasional yang masih berbahaya, walau di timnas kerap dibangku cadangkan oleh Beny Dollo.
Dengan kemenangan ini anak asuh Danurwindo berhasil memperkecil poin di klasemen sementara dari Persipura yang sehari sebelumnya dikalahkan oleh Persiwa Wamena dalam duel Papua. Poin Persija menjadi 38 dari 18 laga sama dengan Persiwa, namun Bepe cs masih unggul selisih gol.