31 Mei 2009

Ada apa tentang PERSIJA??

Seiring dengan prestasi Persija yg menurun drastis, pertanyaan seperti judul di atas sering banget keluar. ADA APA DENGAN PERSIJA? Buat gw pertanyaan itu ga enak didenger, kalo ga bisa dibilang memuakkan. Terkesan Persija ga mo menang. Terkesan Persija ada masalah interen.

Yang perlu kalian semua tau, kekecewaan gagal meraih Liga Super itu bukan cuma milik suporter. Tapi semua anggota tim Persija amat sangat dilanda kekecewaan. Cuma bedanya suporter kecewa dan menghujat, sementara kami kecewa dan dihujat. Okelah itu merupakan bagian dari resiko kami, dan selama ini kami lebih memilih sikap diam. Tapi lama kelamaan perkembangan yg ada belakangan ini malah tambah ngawur. Ada yg mengkaitkan dengan masalah gajilah. Ada yg bilang soal konflik internlah. Bahkan ada juga yg mengkaitkan dengan sikap manajemen yg kurang merangkul suporter hingga ada tuntutan untuk duduk bersama menyelesaikan masalah yg ada. Klo kalian mo berpikir jernih, ayo kita evaluasi semuanya.

Persija mengakhiri putaran 1 dengan duduk di posisi runner up. Putaran ke 2 kita songsong dengan sikap optimis. Kenapa? Persipura saingan terkuat hanya main di kandang 8x, sementara Persija 9x. Dengan hitungan maen di kandang raih poin penuh, jelas ini satu keuntungan. Persija ketinggalan 4 poin dg Persipura. Kalo semua partai kandang sama2 kita menangin berarti kita ketinggalan 1 poin dr Persipura. Sedangkan prestasi tandang di putaran 1 yg terbaik tu Persija. Jadi wajar dong kalo kita optimis.

Sayang sekali semua itu jadi berantakan total karena tidak diizinkannya Persija maen di kampungnya sendiri. Belakangan daerah laen juga nyusul ada larangan. Dari semua tim Liga Super rasanya hanya Persija yg paling banyak punya utang pertandingan yg belum dimainkan. Hal ini mengakibatkan jadwal Persija paling numpuk di bulan April, Mei dan Juni. Supaya kalian tau semua, tidak ada satupun klub yg mau jadwal kompetisi molor lebih dari bulan Juni. Semua sudah menjerit soal pendanaan.

Mungkin masih banyak yg belum nyambung dengan kondisi ini. Sekarang gw jelasin lebih detail. Lawan Arema dan PSM kita masih maen bagus, cuma dua2nya sial. Yang satu wasitnya yg sial, yg satu nasib kita yg sial (catat: 14 peluang emas yg ga berhasil jadi gol). Selesai lawan PSM, besoknya (tgl 30 april) tim langsung pulang ke Jakarta. Tgl 1 mei latian sore di Jakarta krn nyoba lapangan di Bandung sering diteror. Malem kita berangkat dan langsung istirahat. Besoknya tanding dengan naek truk dan rantis. Malem langsung pulang dan nyampe Jakarta jam 2 pagi. Siangnya kita harus berangkat lagi ke Kediri dan krn kota itu ga punya bandara, tim harus ke Surabaya dulu tuk lanjut naek bus ke Kediri. Nyampe Kediri jam 12 malem. Sorenya nyoba lapangan, besok tanding lagi. Abis tanding besoknya subuh2 dah harus berangkat lagi ke Jakarta. Di Jakarta istirahat cuma 1 hari tuk berangkat lagi menuju Malang.

Nah itu salah satu contoh gimana tim ini cuma bisa latihan seadanya dan waktu istirahatnya lebih banyak dipake tuk perjalanan. Gw sebetulnya dah kasi jadwal kegiatan Persija yg difotokopi di malang waktu tur dipimpin Mardan Gajah Mada. Tapi yg gw denger ada sebagian the jak yg langsung buang2 tu kertas dan bilang “SUPORTER GA PERLU INI”. Sebetulnya gw cuma pengen kalian liat permasalahan sebenernya yg dihadapi tim Persija.

Kegagalan beruntun yg berujung tertutupnya peluang meraih juara, jelas meruntuhkan semangat pemain dan seluruh anggota tim. Kami juga manusia yg punya harapan, dan ketika harapan itu sirna hanya karena hal-hal yg kami rasa tidak adil, wajar kalo timbul kekecewaan yg amat sangat. Tapi Manajemen dan Pelatih terus berusaha memompa semangat para pemain. Sayang the Jakmania sudah terlanjur kecewa dan underestimate dengan tim kesayangannya sendiri. Dan menurut gw, banyak dari the jakmania dengan sangat mudah terpengaruh dengan komentator di TV yg terus mengatakan soal motivasi yg ilang dan mengkaitkan dengan gaji yg belum diterima. Cobalah berpikir dan melihat dengan jernih, Persija selalu punya peluang gol hingga menit2 akhir. Ini bukti klo semua pemain masih trus brusaha tuk menang. Soal gaji? Setelah melawan PSIS tim sudah menerima gaji 3 bulan. Jadi soal apa? Coba liat lagi jadwal Persija! Padatnya jadwal tidak hanya menimbulkan kelelahan tapi juga cederanya beberapa pemain.

Menurut gw dengan kondisi tim yg tengah terpuruk begini, hanya 3 hal yg bisa dilakukan tuk mengobati tim ini :
1. Ada waktu luang sekitar seminggu bagi Persija tuk latihan normal. Selama ini latihan Persija kan cuma rekuperasi (latihan ringan tuk jaga kondisi sehari sesudah pertandingan) dan coba lapangan (pengenalan lapangan dan strategi yg akan dijalankan besoknya). Harusnya ada latihan normal untuk mengembalikan kerjasama antar lini. Sayang ini tidak mungkin terjadi krn jadwal Persija yg luar biasa padat.
2. Kembalikan Persija ke kampungnya sendiri, meski tanpa penonton sekalipun. Maaf bukan berarti mengecilkan peran suporter. Keuntungan maen di kandang tuh dapet dukungan besar dari suporter, lapangan lebih dikenal, keluarga deket, perjalanan ga jauh, waktu latihan lebih banyak, waktu istirahat juga lebih banyak. Nah daripada kita ga dapet semua keuntungan itu mending salah satu kita korbanin. Sayang ini semua juga ga bisa terwujud krn Polisi tetep ga kasi ijin.
3. Tinggal ini harapan gw. Kehadiran sosok Gubernur DKI Yth Bpk Fauzi Bowo. Setidaknya sebagai orang no 1 di Jakarta, kehadiran beliau pasti memberikan motivasi lebih pada para pemain. Tidak masalah beliau dateng mo negur semua tim termasuk gw dan mengkaitkan dengan pendanaan yg begitu besar. Wajar krn dia lah yg menjadi penentu pendanaan tim Persija. Dan gw yakin itu akan melecut kami semua yg ada dlm tim ini. Tapi apa mungkin???

Perlu ditegaskan sekali lagi bahwa gw dan seluruh punggawa Persija tidak alergi dikritik. Silahkan aje kalo kalian mo nanya kondisi tim atau ngasi kritik dan saran. Kadang pendapat orang di luar tim juga bermanfaat. Cuma tolong sampaikan semua itu langsung ke Tim Persija. Mau ke Harianto Bajoeri selaku Manajer silahkan, mo langsung ke gw silahkan, atau mo langsung ke Bang Danur juga silahkan. Kalo the Jakmania nyampeinnya ke media, bukan menyelesaikan masalah malah bikin tambah runyam. Bahasa media kan beda. Buat media bad news is good news , mereka sangat suka dengan manajemen konflik. Bila mereka bisa menimbulkan konflik antara suporter dan manajemen/pelatih nah berita akan semakin seru dan semakin banyak orang tertarik tu baca.

Sekali lagi buat para the Jakmania. Kami semua yg berada dalam tim Persija sangat amat sangat salut pada loyalitas kalian. Dukungan kalian selama ini membuat kami bangga. Bukan hanya kami, bahkan tim lawanpun sering mengungkapkan kecemburuan mereka pada kami melihat dukungan tiada henti yg diberikan oleh the Jakmania. Di sisi lain kami juga merasa malu krn belum bisa memberikan yg terbaik buat kalian. Tapi percayalah, kami sedang berusaha untuk itu. Kami ingin sekali membalas kesetiaan kalian dengan kemenangan demi kemenangan yg akhirnya mendapatkan sebuah gelar pengakuan. Semua itu hanya bisa terwujud bila kita semua saling percaya, kita semua saling mendukung, dan kita semua saling mendoakan. Dan dengan izin ALLAH, kita bisa menggapai apa yg kita inginkan bersama. Terima kasih.

Dikutip dari : bung Ferry Indrasjarief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar