05 Februari 2009

keanehan sepak bola indonesia

CONTOH kemunduran peradaban kita sebagai bangsa dapat dilihat pada sepak bola Indonesia. Isinya main pukul, main hantam, menjadikan lapangan sepak bola padang penjagalan.

Sepak bola dengan semangat kekejian itulah yang kita saksikan di lapangan. Pemain memiting pemain lawan. Manajer klub membawa pistol dan melepaskan tembakan ke udara. Penonton yang tidak puas dengan keputusan wasit menganiaya hakim garis dan merusak stadion.Semua yang tidak masuk akal di dunia sportivitas, itulah yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Bahkan, yang tidak masuk akal itu, juga terjadi pada pengambilan keputusan di luar lapangan sepak bola.

Contohnya, tidak masuk akal, pelatih yang membawa aksi mogok kesebelasannya, malah dipilih menjadi pelatih nasional. Tidak masuk akal, komunitas sepak bola Indonesia bangga dipimpin seorang terpidana, yang sedang meringkuk di penjara. Tidak masuk akal, pemain dan pelatih asing yang dibawa ke negeri ini justru para begundal, yang menjadi pangkal keributan.

Tidak masuk akal, bagi akal yang waras. Mungkin di sini letak persoalan. Dunia sepak bola Indonesia, jangan-jangan tidak pas dilihat dengan akal sehat.

Sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling populer di negeri ini. Paling populer, yaitu paling digemari rakyat. Mestinya, inilah pula olahraga yang paling disayangi, dan karena itu dipelihara dengan semangat peradaban yang tinggi.

Akan tetapi, kenyataannya, inilah olahraga paling tidak populer, karena buruknya prestasi dan buruknya kelakuan.

Bahkan, buruknya kelakuan itu dapat ditonton penggemar sepak bola di berbagai belahan dunia. Kerusuhan di Stadion Brawijaya, Kediri, misalnya, disiarkan stasiun televisi olahraga terkemuka ESPN.

Sepak bola mestinya bagian strategis mengharumkan nama bangsa. Sepak bola Afrika, contohnya, menghasilkan pemain kaliber dunia yang mewarnai sepak bola Eropa. Klub elite Eropa sekarang kelimpungan karena kehilangan pemain-pemain Afrika yang harus pulang untuk membela negaranya di Piala Afrika.

Sebaliknya, sepak bola Indonesia malah mencemarkan nama baik bangsa dan negara, di negeri sendiri. Lebih konyol lagi, pemain asing bukan menjadi contoh sportivitas, tetapi sumber premanisme.

Bertambah celaka, karena premanisme yang mencemarkan nama bangsa dan negara itu, juga dibiayai dengan uang rakyat. Yaitu, klub mendapat dana melalui APBD. Ini jelas bentuk kekejian tersendiri, selain kekejian yang terjadi di lapangan sepak bola.

Menilik kekejian itu, menimbang dampaknya kepada citra bangsa dan negara, ada beberapa langkah yang mesti diambil. Pertama, tinjau ulang kebijakan menyewa pemain dan pelatih asing. Segera buang pemain dan pelatih asing yang sebenarnya preman berkostum sepak bola.

Kedua, DPRD mengambil sikap menolak menyetujui membiayai klub sepak bola yang tidak sportif melalui APBD. Lebih baik anggarannya digunakan langsung untuk kemaslahatan rakyat.

Ketiga, sampai kapan PSSI dipimpin Ketua Umum dari penjara? Mesti ada keberanian menggantinya. Mesti ada kerelaan diganti. Demi kepentingan yang lebih besar.

Membiarkan PSSI dipimpin dari penjara, adalah juga kekejian moral tersendiri. Keji terhadap sang pemimpin, juga keji terhadap rakyat yang merindukan sepak bola yang sportif dan bermutu.

menang tipis perkecil selisih poin

Macan Kemayoran memuluskan langkahnya di putaran kedua Superliga Indonesia (ISL) 2008/2009, ini dibuktikan saat tim kebanggaan ibukota berhasil mempecundangi Laskar Joko Tingkir Persela Lamongan, Minggu (1/2) malam di stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Tampil dihadapan kurang lebih 30.000 pendukung fanatiknya, Persija menekan pertahanan Persela yang digalang kiper Chairul Huda serta bek Fabiano dkk.namun gol tercipta memasuki babak kedua. Bepe berhasil memecah kebuntuan setelah sundulan dari Fabiano Lopez berhasil diteruskan dan menjebol gawang Chairul Huda, skor 1-0 bertahan hingga pluit akhir dibunyikan. Bepe berhasil membuktikan kembali dirinya adalah striker nasional yang masih berbahaya, walau di timnas kerap dibangku cadangkan oleh Beny Dollo.
Dengan kemenangan ini anak asuh Danurwindo berhasil memperkecil poin di klasemen sementara dari Persipura yang sehari sebelumnya dikalahkan oleh Persiwa Wamena dalam duel Papua. Poin Persija menjadi 38 dari 18 laga sama dengan Persiwa, namun Bepe cs masih unggul selisih gol.