24 Juli 2009

SUPERSIJA (Bersatulah)

Pertemuan antara Bapak Muhayat selaku orang yg dipercaya Bang Foke tuk mengurus Tim Persija dengan PT Persija dan Pengelola Persija Bapak Harianto Bajoeri yang sedianya diadakan hari Selasa kemarin diundur jadi Kamis besok. Ketika Kamis gw hadir, ternyata diundur lagi menjadi Jum’at siang ini. Lagi-lagi semua insan Persija harus menunggu dengan sabar. Suporter, Pemain, Pengurus, Karyawan .. semua harus menanti lagi keputusan siapa yang akan mengelola Persija di musim depan.

Dari semua masalah yang sudah gw ceritain di tulisan sebelumnya, sebetulnya solusinya mudah. Pertama harus ditanyakan ke diri mereka masing2 apakah mereka mencintai Persija dengan segenap hati? Apakah mereka mengutamakan yang terbaik untuk Persija? Kalo semua pihak berangkat dari kecintaan pada klub yg sama, maka bersama-sama pula bisa mencari solusi terbaik buat Persija.

Menurut gw sepakbola di Indonesia saat ini belum bisa menjadi sebuah industri. Mana ada klub yang mengaku untung. Semua berpangkal pada PSSI/BLI sendiri yang tidak mampu menggelar sebuah kompetisi yang bersih dan teratur. Membuat peraturan itu memang mudah, tapi menegakkan aturan itu yang sulit. Dituntut KOMITMEN dari masing2 pelaku sepakbola. Mulai dari sarana, jadwal, wasit, agen pemain, komdis, komding dan juga para petingginya sendiri. Gw sengaja tidak bicara suporter, karena menurut gw suporter hanya penonton. Penonton tentunya akan bersikap baik bila apa yang disajikan di lapangan berjalan dengan normal. Selama ini sebetulnya penontonlah yang menjadi korban aksi penipuan para pelaku sepakbola Indonesia.

Setiap pihak yang ingin mensponsori klub sepakbola tentunya ingin produknya lebih dikenal orang yang ujung2nya produk mereka akan laku, atau paling tidak akan menaikkan gengsi/pamor merek dagang mereka. Tapi melihat kondisi sepakbola nasional yg semrawut, mereka malah khawatir imej merek dagang mereka justru turun. Lihat bagaimana Jarum dan Dji Sam Soe berpikir ulang untuk mensponsori Liga Indonesia. Nah, jadi bila ada sponsor lain yang tetap ingin terlibat, tentunya ada sasaran lain yang ingin dicapai.

PT Persija sudah menyatakan ada investor yang akan mendanai Persija hingga 30 milyar! Jumlah yang wah untuk ukuran sepakbola Indonesia. Tapi ketika diminta kepastiannya, mereka mengatakan kalau mereka berharap bisa mempertemukan lebih dahulu antara Sang Investor dengan Gubernur. Menurut mereka hal ini sudah sempat dilakukan melalui perantara Ketua DPRD DKI Bapak Ade Supriatna. Melihat hal ini gw pikir investor tersebut sepertinya menginginkan suatu bantuan dari pihak Pemda DKI. Bisa aja itu sebuah kemudahan2 agar bisnisnya bisa lebih lancar. Ini berarti tetap saja ketergantungan terhadap Pemda tidak bisa dihilangkan meski bentuknya berbeda. Tapi apapun bentuknya, kita semua tetep pantas untuk mengacungi jempol pada PT Persija.

Yang harus kita ingat, segala perubahan itu tidak bisa dilakukan dengan mendadak. Kita harus punya pondasi yang kuat dulu. Kita juga harus berpikir jauh ke depan. Apakah investor itu akan terus mendanai Persija hingga musim-musim sesudahnya? Bagaimana dengan Pemda yang sudah sekian lama membesarkan Persija hingga Persija menjelma menjadi klub yang didukung oleh banyak suporter?

Sejak tahun 2004, Persija mulai menggunakan dana APBD. Ini dimulai di jaman Bapak Manila menjadi Manajer. Sebelumnya, termasuk ketika kita menjadi juara, Persija tidak menggunakan dana APBD. Tapi Manajer di masa itu selalu diduduki oleh orang-orang yang punya kedekatan dengan Pemda atau malah dari pihak Pemda DKI sendiri, seperti Mba Diza Rasyid Ali, Bapak Aang Hamid Suganda, dan Manajer saat Persija juara Bapak Ahmadin Ahmad yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Kota. Selain mereka memang Persija sempat dipegang oleh golongan profesional seperti Irawan Ajidarmo (klub Perbanas Jakarta) dan Roni Pangemanan (wartawan). Tapi justru ketika dipegang oleh kedua orang itu, Persija mengalami kemunduran.

Oleh karena itulah menurut gw, selama kita masih mempunyai ketergantungan dengan pihak Pemda DKI, apapun bentuknya, wajar kalau pengelolaan tim dipegang oleh orang-orang Pemda atau yang punya kedekatan dengan Pemda. Paling tidak kita akan mendapatkan bantuan dari penggunaan fasilitas seperti Stadion Lebak Bulus untuk latihan, Graha Wisata Ragunan untuk Mes Persija, sarana transportasi darat, Fitness dan Sauna untuk perawatan kondisi pemain. Sekali lagi ini menurut pendapat gw dalam kondisi sepakbola Indonesia belum menjadi sebuah industri.

Tapi disisi lain, Pemda juga harus memikirkan pembinaan sepakbola Jakarta. Mulai dari pengadaan sarana lapangan bola yang masih sangat minim, hingga kompetisi amatir yang sangat kurang, tidak kompetitif, dan jauh dari kata semarak. Bila kita punya kompetisi lokal yang tertata dengan baik, tentunya kita juga bisa menghasilkan pemain-pemain berkualitas hasil binaan sendiri. Ini juga bisa mengurangi beban pendanaan untuk Tim Persija Liga Super, karena selain kita bisa menggunakan pemain Jakarta dengan harga yang lebih ekonomis, beberapa pemain lain tentunya juga bisa dijual ke klub lain dan hasil penjualannya tentunya untuk klub-klub amatir yang bersangkutan. Nah kalau begini seluruh klub amatir di Jakarta tentu akan lebih bersemangat untuk membina dan mencetak pemain-pemain baru, karena selain kompetisi yang meriah, dana juga bisa didapat dari hasil penjualan pemain.

Untuk itu kerjasama Pemda, Dinas Olahraga, KONI, PT Persija, Pengda PSSI, hingga Pengcab harus solid dan sejalan. Semua berangkat dari kecintaan kepada klub PERSIJA. Semakin bergairah sepakbola Jakarta, semakin tinggi minat warga Jakarta tuk datang menyaksikan Persija bertanding. Semakin banyak yang nonton berarti semakin besar pemasukan PT Persija dari tiket pertandingan. Semakin banyak yang nonton semakin banyak pula sponsor yang datang untuk membantu pembiayaan pertandingan. Semakin tinggi dana yang masuk, ujung-ujungnya Persija bisa mandiri dan tidak lagi menggunakan dana hibah dari APBD untuk mengikuti Liga Super Indonesia.

Ah apakah mimpi gw dan gw yakin ini juga menjadi mimpi seluruh orang oren, bisa menjadi kenyataan? Bisa! Asal semua pihak berangkat dari kecintaan terhadap klub kesayangan PERSIJA. Semua pihak harus mempunyai komitmen yang sama …… DEMI PERSIJA APAPUN KULAKUKAN.

Catatan dikutip dari : T.Ferry Indrasjarief (Bung Ferry)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar